Cara Membudidayakan Bawang Merah dengan Bijinya

Cara Membudidayakan Bawang Merah dengan Bijinya - Bawang merah merupakan suatu jenis sayuran atau penyedap rasa untuk makanan yang telah lama dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Jika dilihat dari segi nilainya, bawang merah memiliki nilai yang ekonomis dan relatif tinggi. Bawang merah juga merupakan tanaman semusim dengan berbentuk seperti rumput, memiliki batang pendek serta berakar serabut. Daunnya panjang-panjang serta berongga seperti pipa. Adapun yang terdapat pada pangkal daunnya bisa dapat berubah fungsi menjadi umbi lapis. Oleh sebab itu, bawang merah dikatakan juga dengan sebutan umbi lapis.

Seperti yang sudah diketahui, membudidayakan tanaman bawang merah ini dapat ditanam dan dibudidayakan,lalu ia dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan laut (dpl). Walaupun dengan ukuran yang demikian, untuk pertumbuhan yang optimal adalah pada ketinggian 0-450 meter dari permukaan laut. Komoditas sayuran ini pada umumnya sangat peka terhadap keadaan iklim atau cuaca yang buruk seperti curah hujan yang tinggi, serta bentuk keadaan cuaca yang berkabut.

Jika ingin meningkatkan produktivitas bawang merah, selain dari perbaikan kultur teknis, petani yang akan membudidayakan bawang merah ini memerlukan pengenalan varietas unggul yang berjenis “TUK-TUK” yang bisa ditanam melalui biji. Ciri-ciri bawang merah ini adalah antara lain yang bentuk umbi bulat, kemudian berukuran seperti bawang merah Philipina, warna umbinya merah muda sampai berwarna kecoklatan. Bawang merah ini dapat ditanam di daerah dataran rendah maupun dataran yang tinggi, dengan keadaan suhu yang optimal antara 25-32 derajat celcius, tanah yang cocok untuk menanam bawang merah tersebut adalah tanah yang gembur, subur, serta mempunyai bahan organik yang tinggi, sedangkah pH tanah berkisar dari 5,5 hingga 6,5.

Bawang merah dapat dibudidayakan dengan dua cara, yaitu bahan tanam yang berupa biji botani serta umbi bibit. Membudidayakan bawang merah dengan biji tersebut memiliki prospek yang cerah, karena memiliki beberapa keuntungannya yaitu antara lain : memerlukan sedikit sedikit ±10 kg/ha, mudah didistribusikan/disalurkan dan biaya transportasi yang relatif rendah, daya hasilnya lumayan tinggi, serta mengandung sedikit wabah penyakit. Yang pada saat ini telah ada varietas bawang merah yang baru, yaitu TUK-TUK, sesuai dengan penjelasan di atas, dapat ditanam dengan biji, serta tingkat produktivitasnya tinggi dengan harga benihnya yang terjangkau.

Adapun cara membudidayakan bawang merah tersebut adalah sebagai berikut:

  • Penyemaian
Proses penyemaiannya dapat dilihat dari beberapa trik dan caranya di bawah ini:
  1. Buat bedengan dengan ukuran lebarnya 1 m, ukuran tinggi 40-50 cm, serta panjangnya menyesuaikan, yaitu jarak antar bedengan tersebut sepanjang 50 cm.
  2. Campur tanah bedengan itu tadi dengan pupuk kandang dengan takaran 2 kg dan campurkan dengan kapur pertanian 150 gr, dan KCl 50 gr, SP 18 100 gr.
  3. Taburkan bedengan tersebut dengan sekam padi yang diukur ketebalannya yaitu 10 cm, kemudian dibakar lalu selanjutnya dibiarkan selama 1 hari.
  4. Ratakan tanah bedengan, kemudian beri pupuk yang telah disiapkan, lalu aduk dengan rata. Buatlah alur melintang dengan ukuran jaraknya 5-10 cm dan kedalalaman 1 cm. 
  5. Kemudian taburkan biji bawang merah tersebut ke dalam alur yang sudah disiapkan tadi sebanyak 150-200 biji/alur, lalu kemudian tutup alur tersebut dengan tanah yang halus.
  6. Tunggu beberapa hari, kecambah akan muncul kira-kira antara 5-10 hari setelah disemai. 
  7. Jika seandainya Anda membudidayakan bawang merah tersebut pada musim hujan, sebaiknya bedengan itu ditutup dengan menggunakan sungkup plastik selama 3-4 minggu, karena jika tidak ditutup, bibit yang disemai tersebut akan rusak dan busuk saat kena hujan.

  • Pengolahan Tanah
Setelah selesai menyemai biji bawah merah tadi, tahap selanjutnya yaitu mengolah tanah atau lahan yang sudah disiapkan untuk membudidayakan bawang merah.
  1. Pengolahan tanah dilakukan selama antara 2-4 minggu sebelum penanaman dengan kedalaman olahnya yang berukuran 25 cm. 
  2. Buatlah sebuah bedengan dengan ukuran lebarnya 120 cm, tinggi 40-50 cm, serta panjangnya menyesuaikan dengan keadaan lahan.
  3. Beri pupuk dasar, misalnya pupuk ZA sebanyak takaran 952 kg/Ha, pupuk KCL sebanyak 383 kg/Ha SP 18 sebanyak 1.000 kg/Ha, dengan masa 3 hari sebelum tanam, pemberian pupuk tersebut sebanyak ½ dosis.
  4. Kemudian pupuk tersebut disebar secara merata diatas permukaan bedengan, dan campurkan pupuk tadi secara merata dengan permukaan tanah bedengan.
  5. Lalu pasang mulsa plastik yang berwarna hitam perak, kemudian warna hitam, dengan cara pemasangannya menghadap ke permukaan bedengan.
  6. Berikan lubang pada mulsa plastik tersebut dengan dengan menggunakan kaleng susu, dan di dalamnya diberi bara api, jarak lubang tersebut yaitu 10 x 10 cm.

  • Proses Penanaman Bawang Merah
Setelah proses penyiapan lahan tadi selesai, tahap selanjutnya adalah menaman bawang merah, dengan cara yang baik dan benar.
  1. Lakukanlah kegiatan penyiraman pada tempat lubang tanam tersebut terlebih dahulu, untuk menjaga agar tanah tetap lembab.
  2. Kemudian tanam bibit bawang merah tersebut yang telah mencapai usia 40-50 hari setelah masa persemaian tadi, denga cara menanamkan 1 lubang bedengan berisi 1 bibit. Lalu tekan tanah di sekitar pangkal tanaman tersebut secara lembut agar akarnya dapat menyatu dengan tanah.

  • Proses Pemeliharaan
  1. Pada awal masa pertumbuhan bawang merah sampai umur 3 minggu, kegiatan penyiraman dilakukan secara rutin diwaktu pagi dan sore hari, terutama setelah hujan (jika pada musim hujan).
  2. Berikan pupuk susulan dengan takaran ¼ dosis dari masing-masing tumbuhan tersebut pada umur 30 hari sampai 55 hari sejak masa tanam. 

  • Masa Panen
Ini adalah masa yang ditunggu-tunggu oleh para petani, khususnya petani bawang merah :)
Setelah banyak menempuh beberapa proses, harapan akan hasilnyapun akan terlihat jika Anda rajin menjaga dan merawatnya. Adapun cara memetik atau panen bawang merah tersebut bisa dijelaskan sedikit seperti berikut di bawah ini:
  1. Panen dilakukan pada saat tanaman bawang merah telah berumur 65-75 hari setelah masa tanam, yang ditandai dengan daun yang sudah mulai rebah serta umbi yang telah tersembul ke permukaan tanah. Cara memanennya adalah dengan cara mencabutnya lalu Anda jemurkan dibawah sinar  matahari langsung lalu Anda letakkan tanaman ini di atas para-para.
  2. Supaya dapat bertahan selama 1-2 tahun, jika penanganan pasca panennya tersebut cukup baik, cukup dengan salah satu cara penyimpanannya yang baik, yaitu dengan cara menyimpan diatas para-para.

Itulah tadi beberapa cara membudidayakan bawang merah dengan bijinya, semoga ada manfaatnya bagi Anda yang akan menaman bawang merah, selain untuk digunakan dalam masakan sehari-hari, bawang merah yang Anda tanam tesebut bisa dipasarkan, dengan harga yang cukup fantastis. Semoga bermanfaat !!

Jenis-Jenis Pupuk Anorganik dan Contohnya

Pupuk anorganik adalah pupuk buatan yang diolah oleh tenaga manusia, yang diproduksi di pabrik-pabrik, dengan kadar unsur hara tertentu yang tujuannya untuk menyuburkan tanaman, yang tentunya dengan bantuan pupuk organik, agar tanaman akan menjadi tumbuh dengan subur dan dapat menghasilkan sesuai dengan harapan para petani. Pada kali ini kita akan mengulas pembahasan mengenaui pupuk anorganik apa saja jenis-jenis pupuk anorganik tersebut, dan berikut ini akan kita bahas beserta contohnya.

pupuk anorganik
Adapun jenis-jenis pupuk anorganik tersebut adalah antara lain sebagai berikut:

- Pupuk Urea

Pupuk Urea merupakan pupuk kimia yang terdapat kandungan Nitrogen (N) yang memiliki kadar tinggi. Unsur Nitrogennya merupakan zat hara yang sangat diperlukan oleh tanaman. Pupuk Urea ini berbentuk butir-butir kristal dengan berwarna putih, adapun rumus kimianya yaitu NH2 CONH2, ini merupakan pupuk yang mudah larut di dalam air serta sifatnya sangat mudah mlarutkan air (higroskopis), oleh karena itu sebaiknya pupuk urea disimpan di tempat yang kering dan tertutup denganrapat. Kandungan unsur hara (N) yang terdapat pada pupuk urea yaitu sebesar 46% dengan pengertiannya adalah setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.

Baca juga : Kelebihan dan kekurangan pupuk kompos (organik) dan pupuk kima (anorganik)

- Pupuk ZA
Pupuk ZA ialah sebuah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan unsur hara belerang dan nitrogen bagi tanaman. Serta untuk memperbaiki kualitas produksi, dan warna dari tanaman. Adapun nama ZA tersebut adalah singkatan dari bahasa Belanda, yaitu Zwavelzure Ammoniak, yang artinya amonium sulfat (NH4SO4).

Baca Juga : Macam-Macam Jenis Pupuk

- Pupuk Phonska (NPK)
Pupuk Phonska atau disebut juga dengan pupuk NPK ini merupakan pupuk yang terdapat lebih dari satu unsur hara utamanya. NPK sendiri adalah singkatan dari nitrogen, pospor, kalium yang terdiri dari kadar hara 10%-15%. dengan struktur agak keras. Pupuk phonska memiliki kandungan zat yang kaya untuk potensi tanaman.

- Pupuk TSP (Triple Super Phosphate)


Jenis pupuk anorganik lainnya adalah Pupuk TSP, pupuk TSP yaitu nutrient anorganik atau kandungan nutrisi bagi tanaman yang digunakan yang bertujuan memperbaiki unsur hara pada tanah untuk kegiatan pertanian. TSP adalah singkatan dari triple super phosphate. Adapun rumus kimianya adalah Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk TSP ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai hingga 56%. Pupuk TSP dibuat dengan sistem proses. Pada proses pembuatannya, yaitu batuan alam (rockphosphate) fluor apatit yang diasamkam dengan asam fosfat.

Baca juga: Inilah Pupuk Dasar yang digunakan Untuk Menanam Cabe

- Pupuk KCL
Pupuk KCL atau biasa disebut dengan MOP, pupuk ini mengandung kadar kalium (K2O) dengan kadarnya sebesar 60%, serta klorida sebanyak 46%. Pupuk ini mempunyai warna merah dan putih, dengan model tekstur yang berbentuk kristal. Pupuk KCL memiliki sifat yang mudah larut di dalam air. Pupuk KCL (MOP) ini juga memiliki konsentrasi nutrisi yang cukup tinggi. Oleh sebab itu ia mempunyai harga yang cenderung kompetitif dengan jenis-jenis pupuk lainnya yang mengandung kalium.

- Pupuk Gandasil B
Pupuk Gandasil B dan Gandasil D merupakan pupuk foliar yang terdapat banyak digunakan oleh penggemar tanaman hias serta tanaman buah. Pupuk ini diproduksi oleh PT. Kalatham Corporation. Para pakar nutrisi tanaman sering merekomendasikan penggunaan Gandasil B dan D untuk pemupukan tanaman. Yang mana pupuk ini cocok untuk dipakai pada tanaman hias dan tanaman buah-buahan. Yang mana pupuk ini mengandung unsur hara seperti pupuk NPK dengan kadar hara nya agak lebih tinggi dari NPK yaitu kadar hara pupuk gandasil ini mencapai 18%-20%.


Itulah tadi beberapa jenis-jenis pupuk anorganik dan contohnya, semoga memberikan manfaat, dan mudah-mudahan agar supaya tanaman Anda akan tumbuh dengan baik dengan menggunakan beberapa macam pupuk anorganik seperti pembahasan di atas

Cara Membudidayakan Cabe Merah

Cabe atau disebut juga dengan cabai memiliki tempat tersendiri di Indonesia. Dan hampir setiap orang suka makan dengan dicampur cabe, entah itu cabe segar atau cabe yang sudah diolah menjadi sambal.
Cabe merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak diperlukan dan dibutuhkan oleh kalangan masyarakat, baik itu masyarakat lokal ataupun masyarakat internasional. Permintaan cabe semakin hari kian bertambah, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang berada di berbagai daerah maupun di berbagai negara. Sehingga pembudidayaan sayur yang berjenis cabe ini menjadi suatu peluang usaha yang menjanjikan, bukan hanya sebatas pasar lokal saja, namun berpeluang juga untuk memenuhi pangsa pasar ekspor. Jadi sangat perlu bagi kita untuk membudidayakan cabe merah.


Tanaman cabe berasal dari daerah tropis yang terdapat di benua Amerika, sekarang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe ini lumayan menguntungkan, dan menarik minat bagi para petani di daerah dataran yang tinggi maupun dataran rendah, sehingga daerah pesisir pantai juga bisa untuk membudidayakan cabe merah ini.

Baca juga : 3 tanaman budidaya yang menguntungkan panen tiap hari
Baca juga : Cara Merawat Cabe Merah Agar Berbuah dengan Lebat

Adapun jenis cabe memiliki macam-macam variasi, beberapa jenisnya itu dibedakan berdasarkan pada bentuk, ukuran, rasa pedasnya serta warna buahnya. Jenis cabe di Indonesia sendiri banyak dibudidayakan adalah cabe rawit, cabe keriting, cabe besar, serta cabe paprika, dalam hal ini cabe lebih diidentikkan dengan namanya cabe merah. Karena untuk menyesuaikan permintaan untuk konsumen yang banyak menggunakan jenis cabe merah tersebut untuk bahan penyedap masakan. Jadi dalam pembahasan ini ada beberapa ulasan mengenai cara membudidayakan cabe merah, berikut ini ada beberapa cara dan kiat-kiatnya agar cabe merah agar menjadi tumbuh subur dengan baik.

Akan tetapi sebelum membudidayakan cabe merah, perlu diperhatikan mengenai pupuk dasar yang digunakan untuk menanam cabe. Adapun hal yang perlu Anda perhatikan dalam membudidayakan cabe adalah sebagai berikut :

  • Pemilihan Lahan untuk Tanaman Cabe
Pemilihan lahan yang baik dan benar. Tanaman cabe  sangat sesuai bila ditanam di daerah yang disinari matahari yang cukup, yaitu antara 10-12 jam perhari, dan memiliki suhu antara 24-28° celcius, serta memiliki kelembapan sekitar 80% dan juga sangat cocok untuk tumbuh di tanah lempung yang berpasir dan mengandung banyak unsur hara, lalu memiliki sekitar 6 sampai 7 pH.
  • Memilih Musim Tanam Cabe Secara Tepat
Musim tanam cabe secara tepat adalah disaat pasokannya berkurang, jika harganya sedang anjlok, sebaiknya Anda ganti dengan menanam tanaman yang lain. Ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat dari anjloknya harga, disaat pasokan cabe sedang melimpah.
  • Memilih Jenis Cabe
Dalam memilih jenis cabe, pilihlah jenis cabe yang cukup banyak diminati oleh konsumen, namun harga bibitnya yang tidak begitu mahal. Jadi dengan cara ini biaya produksi akan dapat ditekan, supaya tidak membuat Anda rugi.
  • Proses Perawatan yang Tepat
Proses perawatan yang tepat yaitu misalnya dengan menyemprot pestisida cair dengan ukuran dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan cabe sebelum penanaman bibit, tujuannya ini adalah agar dapat mencegah dari serangan jamur dan patogen-patogen lain. Selain itu, setelah penanaman selama 10 hari, tambahkanlah pupuk seminggu sekali. Lakukan secara berselang-seling dengan memberikan pestisida.

Nah, itu tadi tips-tips yang diperhatikan selama proses pembudidayaan tanaman cabe merah. Dan berikut ini ada beberapa proses atau tahapan dalam membudidayakan cabe merah. Inilah proses-prosesnya :


1. Mengolah Lahan
  • Bersihkan lahan dari gulma dan rumput-rumput liar
  • Tanah digemburkan dan berikan pupuk kandang
  • Sebarkan pupuk kandang pada lahan yang akan Anda tamani cabe tersebut dengan dosis antara 0,5 - 1 ton
  • Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
  • Siramkan lahan tersebut dengan super nasa dengan rincian super nasa tersebut yaitu 1 botol dilarutkan ke dalam 3 liter air (larutan ini menjadi larutan induknya). Lalu setiap 50 liter air tambahkan sebanyak 200 cc larutan induk itu tadi sebanyak 10 liter, dan diberi 1 sendok makan peres super nasa tersebut kemudian siramkan ke bedengan lebih kurang setiap 5-10 m
  • Tambahkan poc nasa dengan rincian : 10 liter diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan tersebut sepanjang antara 5-10 meter
  • Kemudian campurkan glio dengan pupuk kandang, yaitu rinciannya : sebanyak 100-200 gram (1-2 bungkus glio) campurkan dengan 50-100 kg pupuk kandang, biarkan selama 1 minggu dan sebarkan ke bedengan
  • Bedengan tersebut kemudian ditutup dengan mulsa plastik dan kemudian dilubangi, jarak tanam yaitu 60 cm x 70 cm dengan pola zig zag dan biarkan selama 1-2 minggu.
 
2. Penyiapan Benih

Dalam proses penyiapan benih, ini bisa dilakukan selama proses menunggu selesainya proses penyiapan lahan tadi, misalnya setelah Anda menyiapkan lahan tersebut setengah selesai atau belum sepenuhnya selesai, Anda sudah bisa menyambilkan dengan proses penyiapan benih ini, yang mana dengan cara ini Anda tidak merasa bosan jika harus menunggu selama 2 minggu proses penyiapan lahan tadi, nah Anda bisa menyiapkan benih juga selama proses tersebut. Jadi tidak banyak membuang waktu.

Adapun Setelah benih cabe selesai ditanam, misalnya jika Anda menanam benih cabe di dalam polybag, polybag  itu diletakkan di tempat yang aman dan terlindungi, tetapi masih bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup. Kemudia dua hari kemudian, Anda dapat melakukan penyiraman setiap sore. Selain itu, bibit cabe ini juga perlu disemprotkan dengan pupuk daun dan pestisida. Biasanya pada hari yang ke-8 sampai hari ke-12, benih akan mulai berkecambah. Lalu pada hari yang ke-18 sampai hari ke-25, tinggi bibitnya sudah mencapai ukuran sekitar 10 cm dengan jumlah 4-6 helai daun. Setelah berumur kira-kira sebulan, bibit tersebut dapat dipindahkan ke lahan yang sudah Anda siapkan tadi.

3. Persemaian 

Pada tahap persemaian ini, Anda bisa menyemai dengan arah persemaian dengan menghadap ke timur dengan  diberi naungan atap plastik atau daun rumbia.
Lalu campuran tanah dengan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring tadi, dibuat perbandingan 3 : 1. Yaitu pupuk kandang sebelum dipakai tersebut Anda campur dengan GLIO sebanyak 100 gram ke dalam 25-50 kg pupuk kandang dan kemudia diamkan selama 1 minggu.

Setelah proses tersebut selesai, lakukanlah persemaian bibit cabe tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Ambil bibit yang sudah berdaun sebanyak empat helai dan dengan kondisinya yang baik
  • Masukkan bibit tersebut ke dalam lubang yang sudah Anda siapkan pada lahan yang akan ditanam
  • Tutup kembali lubang tersebut dengan menggunakan tanah atau pupuk kandang yang sudah disiapkan sejak awal
  • Lakukan penyiraman tanaman cabe setiap hari jika tidak turun hujan
  • Jika Anda menanam cabe pada saat musim kemarau, Anda bisa memberikan penutup di atas tanaman cabe tersebut. Bisa Anda gunakan jerami atau bahan penutup lain, hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban dan agar tanaman cabe tidak kekeringan pada lahan tanam

4. Pemupukan

Pemupukan pada tanaman cabe dapat berupa seperti pupuk kompos atau pupuk kandang, hal ini akan menghasilkan cabe yang organik. Tapi jika Anda tidak ingin mendapatkan menghasilakn cabe organik, Anda dapat mencampur pupuk kandang atau pupuk kompos tadi dengan pupuk TSP atau urea dengan takaran secukupnya.

5. Perawatan

Dalam membudidayakan cabe merah, perawatan tanaman ini sangat penting dilakukan, jika tidak, hasilnya tidak akan maksimal, dan bahkan banyak tanaman cabe tersebut akan mengalami kerusakan. Adapun proses perawatannya bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  • Lakukanlah penyiraman setiap hari jika kondisi sedang tidak turun hujan
  • Melakukan pembersihan atau menyiang rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman cabe
  • Mencabut daun yang menguning agar pertumbuhannya lebih optimal
  • Anda juga bisa menggunakan pestisida agar dapat mencegah terjadinya serangan hama

6. Masa Panen


Masa inilah yang ditunggu-tunggu oleh petani cabe, dengan proses yang tepat dan perawatan yang baik, maka mudah-mudahan akan mendapatkan hasil yang baik pula. Adapun proses masa pemanenan ini adalah sebagai berikut :
  • Panen cabe pertama setelah penanaman adalah sekitar umur antara 60-75 hari
  • Panen kedua dan seterusnya sekitar 2-3 hari dengan jumlah panen dapat mencapai 30-40 kali atau lebih, hal ini tergantung dari ketinggian tempat dan cara pembudidayaannya
  • Setelah panen ke-3, tanaman cabe disemprotkan dengan poc nasa dan Hormonik lalu dipupuk dengan dosis 500 cc/ph
Adapun cara panen yang tepat adalah sebagai berikut :
  • Buah cabe dipanen tidak terlalu tua atau tidak terlalu masak, tetapi buahnya sudah berwarna merah
  • Pemanenan yang baik dilakukan pada pagi hari setelah embun kering
  • Lakukan penyortiran selama Anda berada di lahan
  • Simpan ditempat yang sejuk dan teduh

Demikianlah cara membudidayakan cabe merah agar bisa mendapatkan hasil yang baik, yang penting usaha yang ulet dan tekun, Insya Allah Anda akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang Anda lakukan. Mudah-mudahan postingan ini bermanfaat bagi bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian agar mendapatkan hasil tanaman cabenya yang sesuai dengan harapan. Semoga sukses dan memberikan hasil yang baik.

Membudidayakan Pohon Jabon

Pohon Jabon merupakan komoditas kayu yang kini menjadi primadona setelah pohon sengon tidak berjaya lagi yang diakibatkan oleh serangan tumor yang merugikan banyak petani. Tanaman atau pohon jabon dapat tumbuh dengan cepat dan sudah bisa dipanen pada saat berusia sekitar minimal 5 tahun, serta memiliki nilai jual yang tinggi, inilah yang menjadi salah satu alasan tanaman ini menjadi semakin diminati oleh sebagian masyarakat, selain karakteristik dari kayu jabon tersebut yang mirip dengan kayu sengon. Jadi untuk menuai kesuksesan dalam bertanam jabon, berikut ini adalah cara membudidayakan pohon jabon yang sebaiknya bisa Anda ikuti.
Pohon Jabon
Adapun sebelum membudidayakan pohon jabon, tentunya setiap orang yang menyemaikan benih, tentu mengharapkan agar benihnya tersebut dapat menghasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan, salah satunya dari menanam dan membudidayakan pohon jabon itu sendiri. Nah, pada pembahasan ini ada beberapa tahap yang harus kita lalui, serta proses pembudidayaan pohon jabon tersebut, antara lain berikut ini:
  • Menyemaikan Benih
Tahap atau proses pembibitan merupakan proses awal yang begitu penting dalam upaya bercocok tanam pohon jabon, hal ini disebabkan karena proses kecepatan tumbuhnya serta kualitas kayu jabon tersebut sangat tergantung pada bibit yang akan kita tanam nanti. Agar mendapatkan bibit yang terbaik, benih jabon ini perlu disebarkan pada media pasir yang halus dan ditempatkan pada bak plastik yang mana pada bagian bawahnya sudah diberi lubang.

Bak yang berisi sebaran benihnya itu perlu diletakkan pada bak lain, yang mana bak tersebut berisi air agar airnya dapat merambat melewati lubang-lubang yang telah dibuat pada bak persemaiannya tersebut. Dalam proses persemaian ini, penyakit tanaman jabon perlu kita awasi dan dikontrol supaya  dapat mengurangi resiko. Hasil bibit dengan ukuran daun bekisar 1 cm² bisa dipindahkan ke dalam polybag yang sudah diberi campuran tanah serta kompos dengan perbandingannya kira-kira 2:1.
Penyemaian Benih Pohon Jabon

  • Proses Penanaman
Adapun dalam proses penanaman ini yang perlu diperhatikan yaitu jarak tanam pohon tersebut, yang mana jarak yang ideal adalah antara 4 x 5 m agar diameter batangnya dapat berkembang secara optimal. Misalnya 4 meter dengan posisi membujur (vertikal), dan 5 meter dengan posisi melintang (Horizontal) pada lahan yang Anda gunakan untuk menanam pohon jabon tersebut. Alasannya agar jarak lingkaran pohon tersebut akan sesuai dengan wilayah penyerapan unsur hara yang maksimal oleh akar pohon jabon. Akan tetapi jika digunakan pola penanaman yang berjarak antara 4 x 4 m juga bisa dilakukan, Anda bisa mengaturnya sesuai dengan kondisi lahan.

Penanaman pohon jabon akan lebih tepat pada daerah yang beriklim tropis basah, dengan kondisi jenis tanah alluvial yang lembab yang mana bisa kita temukan di daerah pinggiran sungai atau pada daerah pasang surut, tanah podsolik coklat, dan tanah lempung. Pohon jabon banyak dijumpai di wilayah Sumatera, terutama di wilayah Aceh.

  • Cara Menanam Pohon Jabon
Cara menanam pohon jabon yang baik dan benar haruslah dilakukan dengan cara membuka lubang tanam yang memiliki ukuran sekitar 40 x 40 x 50 cm, untuk bibit yang mempunyai ukuran yang tingginya 40-50 cm. Pupuknya pupuk kompos dengan volume 2,5 gram dan dicampur dengan pupuk NPK, lalu kemudian dimasukkan ke lubang tanam tersebut. Pupuknya diendapkan terlebih dahulu di lubang tersebut dan kemudian diberi lubang lagi sedalam 30 cm.

Kemudian cara menanam pohon jabon selanjutnya adalah menanam bibit jabon tersebut secara langsung atau perlu menunggu sampai 3-7 hari terlebih dahulu. Dan berikut ini adalah merupakan teknik menanam pohon jabon yang baik, yaitu Polybag bibit pohon tersebut yang akan ditanam harus dibuka terlebih dahulu, lalu perlu ditempatkan secara rata pada lubang yang sudah dibuat tadi. Nah, barulah lubang yang tersisa itu kemudian ditutup lagi dengan tanah dengan tingginya 20 cm tanpa perlu terlalu dipadatkan. Lubangnya disisakan dengan ketinggian 10 cm sebagai sarana penyimpanan air untuk diserapkan ke akarnya.

  • Merawat Tanaman Pohon Jabon
Proses perawatan pohon jabon perlu dilakukan agar memperoleh pohon yang berkualitas, adapun perawatan yang tepat agar tanaman tersebut dapat tumbuh secara optimal, baik yang berupa tanaman jabon putih maupun jabon merah. Perlu Anda semprotkan pestisida secara rutin setiap 1-2 minggu pertama selama 3-5 bulan, hal ini adalah tujuannya untuk memastikan bahwa daun jabon tidak akan terserang ulat. Teknik pemeliharaan dengan menyemprotkan pestisida ini sudah bisa dihentikan pada saat pohon jabon sudah berdaun yang cukup banyak.

  • Proses Pemupukan
Proses pertumbuhan tanaman jabon sangat bergantung dari unsur hara yang terdapat pada tanah, dan kuat penyerapannya itu juga akan sesuai dengan unsur hara tersebut, maka dari itu perlu dilakukan pemupukan. Minimal pemupukan yang bisa dilakukan adalah selama 3 tahun sejak penanaman pohon jabon tersebut. Selebih dari usia 3 tahun, dekomposisi unsur hara yang terdapat di dalam tanah sudah terjadi secara berkesinambungan, sehingga tidak perlu dilakukan pemupukan lagi setelahnya. Namun, supaya mendapatkan hasil yang lebih optimal, pemupukan bisa Anda lakukan hingga batas umur panen yaitu selama 5-6 tahun.

Mulai awal masa tanam hingga usia 1 tahun, diperlukan 1 sendok makan pupuk NPK. Kemudian ditaburkan pada rumpun batang tanaman tersebut, tetapi perlu dijaga agar jangan sampai pupuk tersebut menumpuk atau mengenai batang. Kemudian pada usianya sekitar 1-2 tahun, berikanlah pupuk kandang, kompos, atau bokhasi dengan jumlah kira-kira 10 kilogram dan ditambahkan dengan pupuk NPK sebanyak 250 gram. Lalu disaat sudah menginjak usia 2-3 tahun, berikan kompos, pupuk kandang, atau bokhasi yang kemudian ditingkatkan menjadi 20 kilogram yang disertai dengan 750 gram pupuk NPK.

Anda juga dapat melakukan pemupukan dengan tanpa pupuk kimia yang jumlah takarannya yang berbeda, maksudnya pupuk organik, berikanlah pupuk organik tersebut sejumlah 30 kilogram pada saat tanaman berusia 1-2 tahun dan 30 kilogram disaat tanaman tersebut berusia 2-3 tahun.

Pupuk organik seperti pupuk kandang, bokhasi dan kompos sangat diperlukan karena pupuk organik tersebut berfungsi sebagai zat penyerap yang akan menyimpan unsur hara serta mineral pada tanah yang ditanami pohon jabon tersebut, serta dapat melancarkan pertukaran kation yang terdapat di dalam tanah. Adapun pemberian pupuk kimia tanpa ditambahkan dengan pupuk organik akan sia-sia, sebab tanah akan jenuh sehingga kandungan mineral pupuk kimia tidak akan bisa diuraikan ke dalam tanah.

Jadi intinya pupuk kandang juga wajib digunakan selama proses pemupukan pohon jabon ini. Untuk cara penggunaan pupuk kandang tersebut, Anda gunakan pupuk kandang yang sudah agak mengering dan tidak lagi berbau kotoran ternak lagi.

Lalu supaya penyerapan makanan melalui akar dapat berjalan optimal dan tanpa gangguan, Anda perlu menjaga kebersihan di sekitar pohon, setidaknya sampai usia tanaman tersebut berusia 1 tahun yaitu dengan cara mengumpulkan sampah yang berbentuk cincin pada sekeliling pohon tersebu dengan radius 1 meter. Dan agar dapat terurai dengan cepat, sampah-sampah tersebut disiram dengan bakteri pengurai supaya dapat mempercepat proses fermentasi. Setelah daya serap akarnya sudah cukup kuat, sampah yang ada di sekitar pohon sudah bisa dibiarkan begitu saja.

Demikianlah teknik dan cara membudidayakan pohon jabon, semoga bermanfaat, dan semoga sukses bagi Anda yang ingin bertanam pohon jabon maupun yang masih merencanakannya. Dan inti yang utama dari bercocok tanam tersebut agar selalu bisa menjaga kelestarian alam sekitar kita agar tetap sejuk dan rindang dengan segala bentuk penghijauan. Serta disamping itu pohon jabon juga memberikan nilai jual yang tinggi sehingga akan sangat bermanfaat bagi Anda yang membudidayakannya agar mendapatkan penghasilan serta pohon tersebut juga bermanfaat bagi si pembeli yang dapat digunakannya dengan berbagai keperluan, seperti perabotan dan bahan bangunan. Semoga bermanfaat !!

Cara Menanam Seledri Supaya Tumbuh dengan Subur

Seledri merupakan sebuah tanaman yang daunnya dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan daun sop. Yang mana daun sop ini tentunya dapat dibuat untuk penyedap masakan seperti sop itu sendiri, tapi juga dapat digunakan untuk penyedap masakan lainnya yang biasa dimasak oleh ibu-ibu sebagai bahan pelengkap masakannya. selain daripada itu daun sop atau daun seledri ini juga dapat untuk dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang bisa digunakan pengobatan tersebut secara alami. Nah ada beberapa cara menanam seledri supaya dapat tumbuh dengan subur.

Baca Juga : Teknik Membudidayakan Tanaman Jagung

Daun Seledri
Untuk keperluan kita sendiri, menanam batang seledri yaitu ditanam dengan batangnya, yang lengkap dengan akar-akarnya, contoh sederhana dalam menanam seledri tersebut agar dapat tumbuh dengan subur yaitu dengan menanam benih-benihnya. Dan berikut ini beberapa tips menanam seledri supaya dapat tumbuh subur, antara lain adalah :
  • Siapkan lahannya, atau bisa juga menanam seledri tersebut dengan menggunakan polybag/pot. Dan diperlukan tanah yang agak lembab, kalau bisa dicampur dengan pupuk kandang.
  • Langsung saja Anda taburkan benihnya secara langsung ke tanah/lahan tadi.
  • Kira-kira selama 1 bulan Anda harus rajin-rajin menyiram tanaman seledri tersebut agar tanahnya tetap lembab, tunggu beberapa minggu kemudian sehingga benihnya tersebut tumbuh besar.
  • Kemudian jika tanaman seledri Anda sudah tumbuh dan mempunyai daun hingga berjumlah 4-6 helai, maka cabut batang seledri tersebut, lakukan dengan hati-hati jangan sampai akarnya rusak, lalu pindahkan ke lahan yang lebih luas dan permanen dengan catatan lahan permanen tersebut terlebih dahulu digemburkan atau dibedeng. Atau bisa jadi Anda hanya memindahkan ke polybag saja (itu tergantung pilihan Anda), jika menanam dalam polybag, cukup 1 polybag hanya terdapat 1 batang seledri saja.
Dan proses berikutnya adalah pemeliharaan tanaman seledri tersebut.

Disaat benih seledri tadi sudah Anda pindahkan ke media tanam yang permanen, ditahap ini Anda harus melakukan pemeliharaan, seperti misalnya menyiram dan memupuknya. Lakukanlah penyiraman dan pemupukan secara teratur, serta Anda perlu menyiangnya dari beberapa rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar seledri tersebut. Serta menjaga tanaman ini dari serangan hama.

Lihat juga : Cara Membudidayakan Kelengkeng

Adapun cara peyiramannya, jika pada saat musim kemarau, perlu Anda siram dengan rentang waktu 10 hari sekali. Dan pemupukan pertama lakukanlah setelah kurang lebih 10-15 hari sejak penanaman. Lalu pemupukan kedua dilakukan setelah kira-kira lebih dari 1 bulan dimasa awal tanamnya. Untuk pupuknya Anda bisa menggunakan pupuk kompos dan boleh juga dicampur dengan pupuk anorganik yang terbuat daei bahan kimia seperti UREA, KCL, ZA dan lain sebagainya. Jika tanaman seledri tersebut dirasa cukup subur, Anda boleh menghentikan pemupukannya. Dan jika seledri dikerubuti hama seperti kutu atau hama lain, yang membuat batang seledri tersebut menjadi bercak-bercak kuning, Anda perlu menyemprotkan dengan intektisida lalu pisahkan batang-batangnya yang kuning tadi.

Lihat juga : Membudidayakan Buah Naga Agar Berbuah Lebat

Nah setelah berumur sekitar 45-60 hari atau dua bulan, tanaman seledri tersebut sudah bisa dipanen yaitu dengan cara mencabut batangnya hingga ke akar-akarnya lalu cuci dengan bersih kemudian setelah itu siap untuk dimasak maupun dipasarkan.

Demikianlah sedikit cara menanam seledri supaya tumbuh dengan subur, semoga menjadi informasi yang bermanfaat bagi teman-teman yang ingin menanam dan membudidayakan seledri.

Macam-Macam Jenis Pupuk

Pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu unsur hara atau lebih bagi tanaman. Bahan-bahan pupuk tersebut dapat berupa mineral ataupun organik, yang dihasilkan oleh kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabriknya. Adapun unsur hara yang diperlukan tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan pada alam yang masih melimpah), Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro, yang mempunyai kadar dalam tanaman < 100 ppm). N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, dengan kadar dalam tanaman > 100 ppm). Yang mana pupuk tersebut memang sangat diperlukan untuk menyuburkan tanah di mana tanaman Anda ditanam, agar kualitas tanaman tersebut agar dapat tumbuh dengan subur. Akan tetapi banyak juga terdapat macam-macam jenis pupuk yang akan kita bahas di bawah ini.

Gambar Contoh Pupuk

Kita semua pasti sudah mengetahui secara umum, yaitu pupuk sangat berguna untuk menyuburkan tanaman, tapi beda tanaman tentu beda juga jenis pupuknya. Hal ini tergantung dari kebutuhan tanaman tersebut yang sedang Anda budidayakan. Untuk lebih kita kenali selanjutnya yaitu mengenal lebih lanjut tantang jenis-jenis pupuk. Adapun macam-macam jenis pupuk tersebut antara lain sebagai berikut :

- Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari semua sisa dari tanaman, seperti pupuk hijau, dan kotoran hewan yang mempunyai kandungan unsur hara yang rendah. Pupuk organik akan tersedia apabila zat-zat pada pupuk tersebut yang mengalami proses penghancuran yang diurai oleh mikro organisme. Selain pupuk anorganik, pupuk organik juga harus dberikan pada tanaman. Adapun pupuk organik terdapat lagi macam-macamnya. Yang mana macam-macam pupuk organik adalah sebagai berikut:
  • Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah bagian dari tumbuhan hijau yang sudah mati dan tertimbun di dalam tanah. Pupuk organik jenis ini mempunyai kandungan C/N rendah, sehingga dapat diurai dengan cepat yang akan tersedia bagi tanaman. Yang mana pupuk hijau sebagai sumber nitrogen cukup baik terdapat di daerah tropis, yaitu sebagai pupuk organik sebagai penambah unsure mikro serta untuk sesuatu dalam memperbaiki struktur tanah.
  • Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat melalui cara pembusukan sisa-sisa tanaman atau dedaunan. Pupuk organik jenis kompos ini dapat berguna dan berfungsi sebagai pupuk pemberi unsure-unsur hara yang berguna untuk perbaikan struktur tanah, agar tanah tetap gembur dan subur.
  •  Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Pupuk kandang memiliki unsure hara rata-rata sekitar 25% P2O5, 55% N dan 5% K2O (hail ini tergantung dari jenis-jenis hewan dan bahan makanannya). Pupuk kandang makin lama akan mengalamai proses pembusukan, jadi akan semakin rendah pula perimbangan C/N-nya.

- Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau yang biasa dikenal dengan pupuk buatan ini sengaja dibuat dan diolah oleh manusia dalam pabriknya, dan mengandung unsur hara tertentu dengan dalam kadar yang tinggi. Pupuk anorganik tersebut digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral yang diperlukan oleh tumbuhan agar dapat hidup dan tumbuh secara semestinya. Pupuk anorganik ini juga dapat menghasilkan bulir-bulir hijau, yang mana bulir-bulir hijau tersebut banyak dibutuhkan oleh tumbuhan dan tanaman dalam proses fotosintesis.

Lihat Juga : Jenis-Jenis Pupuk Anorganik dan Contohnya

Pada pupuk anorganik ini ada terdapat beberapa contohnya, adapun contoh pupuk anorganik tersebut antara lain sebagai berikut :
  • Pupuk Urea
  • Pupuk ZA
  • Pupuk Ponska (NPK)
  • Pupuk TSP
  • Pupuk KCI
  • Pupuk Gandasil B
  • Pupuk Gandasil D
Dan masih banyak lagi jenis-jenis dan nama-nama pupuk anorganik yang diolah di pabrik-pabrik pupuk tersebut. Dan itulah tadi macam-macam jenis pupuk. Semoga bermanfaat bagi kita tentang informasi di atas.

Populer Minggu Ini